Senin, 15 Februari 2016

Valentine


Berikut ini adalah petikan surat terakhir B.j habibie untuk alm. Ainun Habinie. Sebuah surat yang saya rasakan sangat dalam bila kita benar-benar bisa merasakan.

Sebuah surat yang setidaknya bisa mewakili segenap perasaan beliau saat ditinggal pergi istri tercitanya, sebuah bukti hitam diatas putih bahwa betapa beliau sangat mencintai dan sangat kehilangan isterinya yang telah menemani beliau selama menjalani kehidupan sampai pada akhirnya dipisahkan oleh kematian.

Surat terakhir untuk B.J habibie untuk alm. Ainun Habibie …
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti,  dan kali ini adalah giliranmu pergi, aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar- benar dapat memutuskan kebahagian dalam diri seorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi seorang yang setenga mati, hatiku seperti tak ditempatnya dan tubuhku serasa kosong melompang, hilang isi.

Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba- tiba hilang berganti kemarau gersang. Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetian yang kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.

Mereka mengira akulah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.

Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderungan ku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan,  sehingga aku mampu mencitai seperti ini.


Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada. Selamat jalan sayang, cahaya matamu, penyejuk jiwaku, selamat jalan, calon bidadari surgaku…

Sungguh cinta sejati itu tidaklah lahir dari nafsu, yang hanya mengedepankan fisik, harta kekayaan dan jabatan.

Dan sungguh cinta sejati bukanlah kata-kata yang bisa dijadikan alasan untuk merenggut apa saja yang ada dipasangan kita demi hanya untuk kebahagiaan sesaat saja.

Cinta sejati bukanlah mengenai hitungan hari yang bisa dituliskan dengan angka yang menggambarkan seberapa lama hubugan cinta yang akhirnya hilang bersama hitungan yang kita tuliskan.

Cinta sejati bukan tentang bagaimana kita dicintai tapi bagaimana kita mencintai dan belajar untuk menerima cinta orang yang mencintai kita.

Cinta sejati bukanlah ketika kita mencari dan melihat kelebihan pasangan kita akan tetapi mencari kekurangan untuk kita lengkapi dengan cinta yang kita punya untuknya.

Cinta sejati bukanlah bagaimana kita belajar setia padanya akan tetapi bagaimana saling mengajarkan arti sebuah  kesetiaan.

Mari tong belajar dari kisah B.J habibie dan istrinya yang sungguh menggambarkan arti nyata sebuah cinta, yang hanya dipisahkan oleh KEMATIAN bukan yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Wanita bijak seperti angsa diatas air. Anggun namun tetap bekerja. Tetap tegar meski terluka. Jika anda ingin dicinta, mencintalah dan jadilah orang yang pantas dicinta," Mario Teguh.